Untuk Kamu

qis
2 min readFeb 18, 2022

Tulisan ini kutulis sembari menunggu bus yang akan datang dalam 45 menit.

Aku memang tak mahir dalam fenomena yang kita sebut “asmara” terutama ketika perasaanku terbalas dengan hal yang sama dan sejak kamu memutuskan untuk masuk ke dalam hidupku, ternyata memang benar; aku masihlah gadis lugu yang belajar tentang cinta.

Kasih, aku belajar banyak darimu. Banyak sekali walau kita baru mengenal dalam beberapa bulan. Aku belajar kalau perhatian datang dari segala bentuk; bukan hanya sekedar “Kamu udah makan?” Tapi juga “Toko donat di sini jualan donat speculoos” mengingat itu rasa kesukaanku. Perhatianmu datang melalui sambungan telepon antar dua negara, berbagi video kucing atau video jayus dan tertawa bersama. Perhatianmu datang dalam chat dadakan yang berisi foto Ajinomoto 1kg atau memberitahu, “Di sini nanti badai”.

Jujur, awalnya aku masih tak sadar. Aku kira itu cuma basa-basi tapi lambat laun, mungkin ini proses aku mengenalimu.

Mengenali “Selamat pagi”mu adalah “Aku baru bangun”.

Mengenali “Aku kangen” darimu adalah menelpon sembari kamu kerja.

Mengenali “Aku sayang” darimu adalah kembali kepadaku di akhir hari dan hari seterusnya.

Sayang, maaf kalau aku masih mencoba mengenali dan mengerti; seperti yang kubilang tadi, semua ini masih baru untukku. Jadi, kupinta untuk bersabar sedikit saja karena pelukanmu terasa seperti rumah dan aku tak ingin pergi; aku mau terus mengenalimu, melalui hal yang membuatmu kesal, yang membuatmu senang, yang membuatmu sedih. Aku mau mendengar semua ceritamu sebelum aku hadir di hidupmu dan mengukir cerita baru bersama.

Mungkin aku bukan yang pertama menulis tentangmu, tapi aku harap aku bisa menjadi satu-satunya yang terus menulis tentang kita tanpa tamat.

Oh, busnya datang. Aku kabari ketika sudah di rumah❤️

Dari aku yang menyayangimu 365 hari dan 365 seterusnya.

Paris, 18 Februari 2022

--

--