11:11

qis
1 min readFeb 22, 2022

Aku memberhentikan apapun yang tengah kulakukan ketika melihat jam; 11:11.

Seseorang pernah bilang kalo itu adalah angka cantik dan saat melihat angka cantik, berbisiklah sebuah permintaan.

Seketika benakku langsung berlari padamu, hari ini kita tak banyak berbincang.

Kau tengah di sana menjalankan sebuah prioritas, membuatku di sini bertanya-tanya apa yang kau lakukan. Sesekali aku melirik layar, aku berbohong kalau kuucap tak menunggu pesanmu.

Apa daya, semua temanku juga bilang kalo aku orang yang berpikir dengan hati bukan logika. Iya, memang bahaya, aku tau. Tapi, ketika aku berjalan di bawah langit kita cinta dan berdiri di belakang seorang gadis dengan pinggangnya dirangkul oleh pasangannya, pikiranku langsung mengarah ketika kau dan aku menjadi kita.

Mungkin kau sudah bosan mendengarnya, tapi aku merindukanmu.

Aku merindukan jemarimu terjalin di antara ruas-ruas jemariku.

Aku merindukan kecupan manismu yang membuatku tersenyum ketika hatiku kesal.

Aku merindukan tanganmu menarik pelan pinggangku.

Aku merindukan dekapan hangatmu yang terasa seperti rumah.

Aku merindukanmu.

Mungkin untukmu bukan seberapa tapi justru hal kecil itu yang membuatku jatuh cinta, jatuh cinta, dan jatuh cinta.

Aku tau kau tak percaya takhayul, aku juga tidak. Tapi, di angka cantik ini, aku berbisik semua harapan dan jika kau merasakan angin sejuk berhembus melalui jaket coklatmu, ketahuilah itu do’aku agar kau baik-baik saja dan cepat kembali padaku.

Semoga harimu baik hari ini, sayang.

Paris, 24 Juli 2022

11:11 CEST

--

--